JAKARTA - BidikNusantara
Dari infomasi yg berhasil dihimpun redaksi, perwira tersebut berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) yg menjabat sebagai kepala unit di salah satu Sub Direktorat di Direktorat Narkotika. Pria tersebut berinisial PN.
Dua pekan lalu personil Pengamanan Internal (Paminal) menyokok seorang Perwira Menengah (Pamen) di Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri karena menerima suap dari seorang bandar narkoba di Bandung.
Dari infomasi yg berhasil dihimpun redaksi, perwira tersebut berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) yg menjabat sebagai kepala unit di salah satu Sub Direktorat di Direktorat Narkotika. Pria tersebut berinisial PN.
PN disebut-sebut sudah lama berdinas di direktorat narkoba. Oleh sebab itu dia diberi mandat memegang unit di direktorat narkoba.
PN yg berperawakan tambun ni adlh salah satu perwira yg menjemput terpidana mari Freddy Budiman di Nusa Kambangan.
PN dicokok saat akan menerima Rp 2 miliar dari bandar narkoba sekaligus pemilik tempat hiburan di tengah kota Bandung. Asal mula pengungkapan adlh ketika bandar narkoba tersebut bernyanyi bahwa dia diperas Rp 5 miliar oleh PN.
Sebelumnya, bandar tersebut telah menyerahkan Rp 3 miliar agar kasus yg diungkap PN tak dilanjutkan.
Kabareskrim Komjen Budi Waseso membenarkan ihwal penangkapan anak buahnya tersebut. Namun, Waseso masih mengunci rapat kronologi penangkapan itu.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Gerakan Antinarkoba Nasional (Ganas) I Nyoman Adi Pery meminta Bareskrim dpt membuka tabir penangkapan PN ke publik. "Harus dibuka, tak boleh ditutupi. Apalagi ni sangat bertentangan dgn program pemerintah dlm memberantas narkoba, terlebih tanpa ampun kepada para bandar," kata Nyoman.
Nyoman menyayangkan, polisi yg seharusnya menjadi garda terdepan dlm penegakan hukum / mengawal visi presiden malah melindungi bandar.
"Harus ada hukuman maksimal, agar tak terulang kembali kejadian seperti ini," tegasnya (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar