fenanote.blogspot.com - Menikah dan berkeluarga itu bukan persoalan keinginan seseorang. Oleh karena itu, lelaki dan perempuan lajang tak perlu ditanya apakah mereka ingin menikah / tidak, karena menikah itu bukan soal ingin. Kalau menikah dipahami hanya persoalan ingin, maka ada orang tak mau menikah dgn alasan tak ingin, dan ada orang yg menikah tiap hari karena selalu ingin. Menikah adlh tugas peradaban, karena hanya dgn pernikahanlah akan lahir peradaban kemanusiaan yg mulia di masa depan.
Menikah memiliki tujuan-tujuan mulia dan jelas. Bukan semata-mata urusan pribadi seseorang dan seharusnya diikuti oleh tata cara berdoa yg benar agar bisa terkabul pernikahan yg sakinah dan mawaddah . Di antara tujuan pernikahan adlh sebagai berikut:
Tujuan Utama Pernikahan dlm Islam1. Melaksanakan tuntunan para Rasul
Menikah adlh ajaran para Nabi dan Rasul. Hal ni menunjukkan, pernikahan bukan semata-mata urusan kemanusiaan semata, tapi ada sisi Ketuhanan yg sangat kuat. Oleh karena itulah menikah dicontohkan oleh para Rasul dan menjadi bagian dari ajaran mereka, untk dicontoh oleh umat manusia.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. (QS. Ar Ra’du: 38).
Ayat di atas menjelaskan bahwa para Rasul itu menikah dan memiliki keturunan. Rasulullah Saw bersabda, Empat perkara yg termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
2. Menguatkan Ibadah
Menikah adlh bagian utuh dari ibadah, bahkan disebut sebagai separuh agama. Tidak main-main, menikah bukan sekadar proposal pribadi untk kepatutan dan kepantasan hidup bermasyarakat. Bahkan menikah menjadi sarana menggenapi sisi keagamaan seseorang, agar semakin kuat ibadahnya.
Nabi Saw bersabda, Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untk separuh sisanya (HR. Al Baihaqi dlm Syu’abul Iman).
3. Menjaga kebersihan dan kebaikan diri
Semua manusia memiliki insting dan kecenderungan kepada pasangan jenisnya yg menuntut disalurkan secara benar. Apabila tak disalurkan secara benar, yg muncul adlh penyimpangan dan kehinaan. Banyaknya pergaulan bebas, fenomena aborsi di kalangan mahasiswa dan pelajar, kehamilan di luar pernikahan, perselingkuhan, dan lain sebagainya, menjadi bukti bahwa kecenderungan syahwat ni sangat alami sifatnya. Untuk itu harus disalurkan secara benar dan bermartabat, dgn pernikahan.
Rasulullah Saw bersabda, Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian berkemampuan untk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yg tak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena shaum itu dpt membentengi dirinya (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Darimi, dan Baihaqi).
Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yg dijaga oleh Allah dari dua keburukan maka ia akan masuk surga: sesuatu di antara dua bibir (lisan) dan sesuatu di antara dua kaki (kemaluan) (HR. Tirmidzi dan Al Hakim. Albani mentashihkan dlm As Sahihah).
4. Mendapatkan ketenangan jiwa
Perasaan tenang, tenteram, nyaman / disebut sebagai sakinah, muncul setelah menikah. Tuhan memberikan perasaan tersebut kepada laki-laki dan perempuan yg melaksanakan pernikahan dgn proses yg baik dan benar. Sekadar penyaluran hasrat biologis tanpa menikah, tak akan bisa memberikan perasaan ketenangan dlm jiwa manusia.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang (QS. Ar Rum: 21).
5. Mendapatkan keturunan
Tujuan mulia dari pernikahan adlh mendapatkan keturunan. Semua orang memiliki kecenderungan dan perasaan senang dgn anak. Bahkan Nabi menuntutkan agar menikahi perempuan yg penuh kasih sayang serta bisa melahirkan banyak keturunan. Dengan memiliki anak keturunan, akan memberikan jalan bagi kelanjutan generasi kemanusiaan di muka bumi. Jenis kemanusiaan akan terjaga dan tak punah, yg akan melaksanakan misi kemanusiaan dlm kehidupan.
Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami / istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yg baik (QS. An-Nahl: 72).
6. Investasi akhirat
Anak adlh investasi akhirat, bukan semata-mata kesenangan dunia. Dengan memiliki anak yg shalih dan shalihah, akan memberikan kesempatan kepada kedua orang tua untk mendapatkan surga di akhirat kelak.
Rasulullah Saw bersabda, Di hari kiamat nanti orang-orang disuruh masuk ke dlm surga, tapi mereka berkata: wahai Tuhan kami, kami akan masuk setelah ayah dan ibu kami masuk lebih dahulu. Kemudian ayah dan ibu mereka datang. Maka Allah berfirman: Kenapa mereka masih belum masuk ke dlm surga, masuklah kamu semua ke dlm surga. Mereka menjawab: wahai Tuhan kami, bagaimana nasib ayah dan ibu kami? Kemudian Allah menjawab: masuklah kamu dan orang tuamu ke dlm surga (HR. Imam Ahmad dlm musnadnya).
7. Menyalurkan fitrah
Di antara fitrah manusia adlh berpasangan, bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan untk menjadi pasangan agar saling melengkapi, saling mengisi, dan saling berbagi. Kesendirian merupakan persoalan yg membuat ketidakseimbangan dlm kehidupan. Semua orang ingin berbagi, ingin mendapatkan kasih sayang dan menyalurkan kasih sayang kepada pasangannya.
Manusia jg memiliki fitrah kebapakan serta keibuan. Laki-laki perlu menyalurkan fitrah kebapakan, perempuan perlu menyalurkan fitrah keibuan dgn jalan yg benar, yaitu menikah dan memiliki keturunan. Menikah adlh jalan yg terhormat dan tepat untk menyalurkan berbagai fitrah kemanusiaan tersebut.
8. Membentuk peradaban
Menikah menyebabkan munculnya keteraturan hidup dlm masyarakat. Muncullah keluarga sebagai basis pendidikan dan penanaman nilai-nilai kebaikan. Lahirlah keluarga-keluarga sebagai pondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan menikah, terbentuklah tatanan kehidupan kemasyarakatan yg ideal. Semua orang akan terikat dgn keluarga, dan akan kembali kepada keluarga.
Perhatikanlah munculnya anak-anak jalanan yg tak memiliki keluarga / terbuang dari keluarga. Mereka menggantungkan kehidupan di tengah kerasnya kehidupan jalanan. Padahal harusnya mereka dibina dan dididik di tengah kelembutan serta kehangatan keluarga. Mereka mungkin saja korban dari kehancuran keluarga, dan tak bisa dibayangkan peradaban yg akan diciptakan dari kehidupan jalanan ini.
Peradaban yg kuat akan lahir dari keluarga yg kuat. Maka menikahlah untk membentuk keluarga yg kuat. Dengan demikian kita sudah berkontribusi menciptakan lahirnya peradaban yg kuat serta bermartabat. salam wawanislam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar