Jumat, 18 September 2015

[romance] Under The Skin (2014)

Under The Skin (2014)


fenanote.blogspot.com - RottenTomatoes: 86%
IMDb: 6.3/10
Metacritic: 78/100
NikenBicaraFilm: 4,5/5

Genre: Science-Fiction, horror
Rated: R

Directed by Jonathan Glazer ; Produced by James Wilson, Nick Wechsler ; Screenplay by Walter Campbell, Jonathan Glazer ; Based on Under the Skin by Michel Faber ; Starring Scarlett Johansson Music by Mica Levi ; Cinematography Daniel Landin ; Edited by Paul Watts ; Production company Film4, BFI ; Distributed by StudioCanal (UK), A24 Films (US), Mongrel Media (CA) ; Release dates 29 August 2013 (Telluride Film Festival), 14 March 2014 (UK), 4 April 2014 (US) Running time 108 minutes ; Country United Kingdom, United States ; Language English

Story / Sinopsis / Cerita :
Seorang wanita misterius, - dan rupanya alien, (Scarlett Johansson) tiba di bumi dgn satu misi: memangsa pria-pria.

Review / Resensi:
Bayangkan sebuah ruangan kosong nan gelap, kemudian nampak Scarlet Johansson, hanya mengenakan bra dan celana dlm warna hitam, berdiri dgn senyum menggoda. Lalu ada seorang pemuda - tak sabar untk segera begituan, berdiri dgn senyum gembira. Kamu mungkin menganggap pemuda itu adlh the luckiest bastard in the world, sampai kemudian nona Scarlet berbalik dan berjalan pelan, dan sang pemuda mesum - setelah melepas celananya - berjalan mengikutinya. Ruangan tetap gelap, kamu tak melihat ranjang, tepatnya kamu tak menemukan apapun. Kamu mendengar musik, sounds really haunting and creepy. Kamu segera tahu cerita ni tak akan berakhir seperti lagu Daft Punk dan Pharrel William. Ini adlh alien sedang memangsa manusia di jebakan mautnya.

Yeah, alien. Cerita mengenai alien mungkin terdengar begitu cheesy, dan membaca sinopsis Under the Skin boleh jadi mengingatkanmu pd film tahun 1995 - Species (tentang seorang alien berwujud wanita seksi yg mencari pria bumi untk dikawinin). Tema ni terbilang sudah klise dan murahan, tapi di tangan Jonathan Glazer, yang feature film terakhirnya adlh Birth di tahun 2004 yg kontroversial itu, dan merupakan sutradara video klip band-band absurd macam Radiohead dan Massive Attack , Under the Skin berubah menjadi semacam arthouse movie - / bolehlah saya katakan sebuah experimental movie.

Menonton Under The Skin jelas butuh sedikit perjuangan. Butuh mood ekstra sabar untk menontonnya. Under The Skin jelas tak dinarasikan dgn cukup lugas. Kamu akan menemukan banyak kebingungan tentang apapun. Tentang siapa sesungguhnya wanita misterius yg diperankan Scarlett Johansson, tentang sedang apa dia di bumi, tentang kenapa dia memangsa manusia - dan naskah yg digarap oleh Jonathan Glazer dan Walter Campbell yg diadaptasi bebas dari novel Under The Skin oleh Michael Faber tak memberikan clue-clue yang gamblang. Semuanya absurd- bahkan hingga akhir film. Dari sini saja sudah jelas bahwa film ni memang bukan film semua orang. Mungkin hanya beberapa orang saja yg akan cukup menyukainya. Sebagian besar akan merasa film ni membosankan, dan hanya menikmati adegan naked-nya Scarlett Johansson saja.

Under The Skin bergerak dgn cukup lambat. Jonathan Glazer dgn tekun mengajak kita untk mengikuti alien yg sedang semacam travelling ke bumi. Ada banyak adegan yg diulang, dan adegan - adegan yg tak menarik (adegan - adegan ni cukup penting, tapi mungkin memang tak terlalu menarik). Tidak akan ada banyak percakapan dan tak ada adegan aksi, separuh film hanya tentang si alien berputar-putar dgn mobil vannya. Dalam adegan misi hunting si alien, Jonathan Glazer menggunakan hidden camera di dlm van, dan kabarnya aktor-aktor di film ni semuanya orang biasa dan percakapannya nyata, membuat efek realistisnya makin terasa. Opening scene-nya mengingatkan saya pd 2001: A Space Odyssey-nya Stanley Kubrick - yg artinya cukup absurd dan gag jelas, but epic! Film ni sendiri begitu kaku, sunyi dan dingin dgn sinematografi yg cantik. Tapi itu semualah yg membuat kesan yg didapatkan begitu kuat dlm membangun ketegangan yg mencekam bagi penonton. For me, the most memorable scene adalah adegan si alien "memanen" pria- pria di semacam killing nest-nya. So thrilling and artistic!

Saya sendiri tak akan mengatakan bahwa Under The Skin diisi simbolisme-simbolisme tertentu. Hal yg berbeda sebagai contoh dgn apa yg dilakukan David Lynch di Blue Velvet - yg bisa saya maknai dan gali lebih dalam. Under The Skin memang cukup sureal, tapi saya rasa apa yg dilakukan Jonathan Glazer adlh sekedar memberikan semacam experimental experience mengenai sebuah tema science-fiction yg klise, tanpa dipenuhi metafora-metafora mengenai "kemanusiaan" / apalah. Atau saya saja yg kesulitan memaknainya.

Scarlett Johansson melakukan peran yg berkebalikan dgn apa yg dilakukannya di film Her. Jika sebelumnya doski yg di Her berperan sebagai Samantha, yg sepanjang film hanya menampilkan suaranya tanpa muncul sedikit pun, di Under The Skin ia berwujud - tapi jarang bicara. I never take Scarlett Johansson seriously (I mean she's blonde, and she's hot), akan tetapi mungkin ni adlh salah satu akting terbaiknya (but I like her bitchy attitude in Don Jon more). Ekspresinya dingin, bagaikan killing robot yg tak manusiawi. Karakternya mengalami transformasi yg cukup baik - di bagian awal kamu mungkin akan membencinya, tapi di bagian akhir kamu akan mengasihaninya.

Salah satu hal lain yg paling menarik di film ni scoring music-nya yg begitu AWESOME! Scoring music-nya dikerjakan oleh Mica Levi, musisi perempuan yg jg membentuk band Micachu & The Shapes. Musik-musik eksperimentalnya begitu sesuai dgn mood film secara keseluruhan, seperti mendengar bunyi-bunyian dari luar bumi (walaupun terdengar jg seperti bunyi-bunyian dari mesin fotokopi). Sulit untk tak merasa terhantui oleh musik di Under The Skin, bahkan saya merasa terganggu dan terhantui hingga beberapa hari setelah menonton.

Overview:
Audience Under The Skin jelas begitu segmented, karena sebagian orang mungkin akan merasafilm ni membosankan dan tak menghibur.Saya sendiri menyebut Under The Skin adalah experimental movie, dan menontonya bagaikan mengalami experimental experience. Kekuatan Under The Skin ada pd Scarlett Johansson yg memberikan salah satu performa terbaiknya, scoring music yang begitu creepy dan absurd, dan isi kepala Jonathan Glazer yg jenius. Terlepas dari kamu akan menyukainya / tidak, menonton Under The Skin adlh pengalaman yg tak akan mudah dilupakan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

All content at MY BLOG was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact