fenanote.blogspot.com - Kalau Tidak Mungkin Jadikan Sahabat, Jangan Dimusuhi
Tulisan ni bukan menggurui, bukan pula menampilkan diri sebagai sosok orang saleh, tapi sekedar menerapkan sharing and connecting, melalui berbagi kisah hidup.Yang kiranya ada manfaatnya bagi orang banyak.
Kalau Tidak Mungkin Bersahabat, Janganlah Dimusuhi
Mungkin kita tak bisa menjadi sahabat semua orang, karena berbagai alasan. Misalnya beda prinsip hidup, karakter yg bertolak belakang / mungkin kita sudah pernah tersakiti. Baiki langsung secara verbal , maupun merasa tersakiti karena body language , maupun lewat tulisan. Tapi , kendati demikian, sesungguhnya tak perlu kita memusuhi.
Karena menanam bibit permusuhan dgn satu orang saja, sudah sangat merugikan kita. Contoh:
Seperti kata pribahasa : Seorang musuh sudah terlalu banyak, seribu teman masih terlalu sedikit
Permusuhan itu membuat hati kita sakit , Tidak ada lagi kedamaian. Tidak ada lagi keteduhan dlm jiwa. Karena jiwa kita terluka dan meradang. Saya sudah mengalaminya , karena ditipu oleh orang yg sudah kami anggap anak sendiri. Bebas membuka kulkas dan bebas makan apapun yg ada dirumah kami. Sudah kami perlakukan dan percayai, tak ubahnya anak kandung sendiri, tapi teramat menyakiti, ketika kepercayaan yg diberikan, disalah gunakan.. Ratusan juta, dibawa kabur dan tak pernah kembali lagi.
Pada waktu itu, kebencian meluap dlm diri saya, Bukan hanya jiwa saya yg sakit, tapi tubuh saya jg rontok, Saya sakit parah. Walaupun hanya ada satu orang yg tadinya adlh anak angkat kami, kemudian menjadi musuh bagi saya.. Dan selama luka batin itu belum sembuh, saya terus sakit sakitan, sehingga sekarat. Pada waktu itulah saya sadar diri, bahwa memiliki satu orang musuh saja, sudah menumbuhkan sebuah kebencian yg mendalam. Dan membuat saya hampir mati.
Sakit dan sekarat, Membuat Saya Bertobat
Sejak saat itu, saya sudah memaafkannya, walaupun jelas, andaikan ia datang kembali kepada saya, tak mungkin lagi ia menjadi seperti anak yg hilang, Yang dipeluk dan dibawa masuk lagi kedalam rumah kami. Tapi setidaknya, sejak saat kebencian itu sirna dari jiwa saya dan pelakunya sudah saya maafkan, saya sembuh total.
Saya bersyukur, hidup tanpa musuh itu sungguh sangat meneduhkan hati dan jiwa kita, Kalau tak mungkin bagi kita menjadikan semua orang sahabat kita, minimal, jangan ada satupun musuh dlm hidup kita.
Kita bisa bersahabat dgn siapa saja, tapi bila tak mungkin, jangan jadikan mereka musuh kita.
tjiptadinata effendi
Tulisan ni bukan menggurui, bukan pula menampilkan diri sebagai sosok orang saleh, tapi sekedar menerapkan sharing and connecting, melalui berbagi kisah hidup.Yang kiranya ada manfaatnya bagi orang banyak.
Kalau Tidak Mungkin Bersahabat, Janganlah Dimusuhi
Mungkin kita tak bisa menjadi sahabat semua orang, karena berbagai alasan. Misalnya beda prinsip hidup, karakter yg bertolak belakang / mungkin kita sudah pernah tersakiti. Baiki langsung secara verbal , maupun merasa tersakiti karena body language , maupun lewat tulisan. Tapi , kendati demikian, sesungguhnya tak perlu kita memusuhi.
Karena menanam bibit permusuhan dgn satu orang saja, sudah sangat merugikan kita. Contoh:
- Setiap kali mendengar namanya disebut, kening kita sudah berkerut
- Perasaan jadi tak nyaman
- Hidangan yg sedang kita santap, menjadi berkurang nikmatnya
- Ketawa kita, tiba tiba berubah menjadi nyegir
- Pembicaraan kita menjadi tak fokus, karena pikiran kita terpaut wajah orang yg kita musuhi
Seperti kata pribahasa : Seorang musuh sudah terlalu banyak, seribu teman masih terlalu sedikit
Permusuhan itu membuat hati kita sakit , Tidak ada lagi kedamaian. Tidak ada lagi keteduhan dlm jiwa. Karena jiwa kita terluka dan meradang. Saya sudah mengalaminya , karena ditipu oleh orang yg sudah kami anggap anak sendiri. Bebas membuka kulkas dan bebas makan apapun yg ada dirumah kami. Sudah kami perlakukan dan percayai, tak ubahnya anak kandung sendiri, tapi teramat menyakiti, ketika kepercayaan yg diberikan, disalah gunakan.. Ratusan juta, dibawa kabur dan tak pernah kembali lagi.
Pada waktu itu, kebencian meluap dlm diri saya, Bukan hanya jiwa saya yg sakit, tapi tubuh saya jg rontok, Saya sakit parah. Walaupun hanya ada satu orang yg tadinya adlh anak angkat kami, kemudian menjadi musuh bagi saya.. Dan selama luka batin itu belum sembuh, saya terus sakit sakitan, sehingga sekarat. Pada waktu itulah saya sadar diri, bahwa memiliki satu orang musuh saja, sudah menumbuhkan sebuah kebencian yg mendalam. Dan membuat saya hampir mati.
Sakit dan sekarat, Membuat Saya Bertobat
Sejak saat itu, saya sudah memaafkannya, walaupun jelas, andaikan ia datang kembali kepada saya, tak mungkin lagi ia menjadi seperti anak yg hilang, Yang dipeluk dan dibawa masuk lagi kedalam rumah kami. Tapi setidaknya, sejak saat kebencian itu sirna dari jiwa saya dan pelakunya sudah saya maafkan, saya sembuh total.
Saya bersyukur, hidup tanpa musuh itu sungguh sangat meneduhkan hati dan jiwa kita, Kalau tak mungkin bagi kita menjadikan semua orang sahabat kita, minimal, jangan ada satupun musuh dlm hidup kita.
Kita bisa bersahabat dgn siapa saja, tapi bila tak mungkin, jangan jadikan mereka musuh kita.
tjiptadinata effendi
other source : http://lenteradankehidupan.blogspot.com, http://youtube.com, http://reddit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar