Minggu, 30 Agustus 2015

[Kisah Muallaf] Kisah sang sufi Penebar Wangi

Kisah sang sufi Penebar Wangi
fenanote.blogspot.com - BIOGRAFI ATTAR

Fariduddin Abu Hamid bin Ibrahim / lebih dikenal dgn namAtt, yg artinya Si Penyebar Wangi. Meskipun sedikit sekali yg mengetahui tentang masa hidupnya, ada yg mengatakan bahwa beliau dilahirkan di Nisyapur persia Barat Laut sekita tahun 506 H/1119 M. Dan meninggal pd tahun 607 H/1220 M. di Syaikhuhah dlm usia lanjut. Sebagian besar biografi hidupnya bersifat legendaris, jg dgn kematiannya ditangan seorang prajurit Jenghis Khan.

Attar pd awalnya adlh seorang penjual minyak wangi. Perjalanan hidupnya berubah pd suatu hari ketika di toko minyak wanginya yg besar didatangi seorang fakir yg sudah tua renta,attar segera bangkit dari tempat duduknya dgn menghina dan mengusir orang tua itu yg di sangkanya pengemis. Orang fakir itu menjawab dgn tenang: "Jangankan meningkalkan tokomu, meninggalkan dunia dan kemegahan dunia ni bagiku tak sukar! Tetapi bagaimana dgn kau? Dapatkah kau meninggalkan kekayaanmu, tokomu dan dunia ini?" Attar tersentak, lau menjawab spontan, "Bagiku jg tak sukar meninggalkan duniaku yg penuh kemewahan ini!"

Sebelum Attar selesai menjawab, orang tua itu jatuh dan meninggal seketika itu. Attar terkejut, kemudian besoknya ia menguburkan orang tua yg fakir itu. Dari kejadian itu Attar kemudian menyerahkan toko miliknya kepada sanak saudaranya, ia pun pergi mengembara tanpa membawa bekal sedikitpun untk belajar dgn menemui para guru tasawuf . Beliaupun kemudian belajar dgn Syekh Buknaddin yg terkenal, dan setelah itu ia belajar dgn seorang sufi yg bernama Abu Sa'id bin Abil Khair. Mulailah ia mempelajari sistem pemikiran sufi, dlm teori dan praktek.

Selam 39 tahun ia mengembara ke berbagai negeri, belajar di pemukiman para waliyullah dan mengumpulkan tulisan-tulisan dari para sufi. Kemudian ia kembali ke Nisyapur dan ia melewatkan sisa hidupnya dikota itu. Attar memiliki pemahaman yg lebih tentang alam pemikiran sufi. Beliau hidup sebelum Jalaluddin Arumie.

Sebagaimana sufi-sufi lainnya, ia jg banyak mengadakan perjalanan dan diantaranya perjalanan menuju Mekkah untk menunaikan ibadah haji. Dan ia jg banyak bergaul dgn tokoh sufi lainnya.

Al Attar diberi gelar oleh para sufi pd masanya dgn sebutan Saitu al Salikin (cemeti orang-orang sufi), karena ia mampu memimpin mereka berada dlm petunjuk suci dan dpt membakar cinta mereka dlm menuangkan kasih rindu mereka ke dlm karya-karya puisi ketuhanan yg indah.

Adapun kita-kitab yg telah ditulis oleh Attar antara lain adalah:

- Thadkira al 'Awliya.
- Ilahi namah.
- Musibat namah.
- dan Mantiq al Tayr

Kitab diatas adlh sebagian dari 114 judul, kitab-kitab tersebut ditulis dlm bentuk prosa dan puisi.

Di masa tuanya ia dikunjungi oleh Jalaluddin Rumi yg waktu itu masih muda, kemudian Attar memberikan salah satu bukunya kepada Jalaluddin Rumi. Selanjutnya Jalaluddin Rumi membandingkan dirinya sendiri dgn berkata, "Attar telah melintasi tujuh kota cinta, sementara kami hanya sampai di sebuah jalan tunggal."

Attarmeninggal dunia ketika sedang mengajar. Pada tahun 1220, Attar ditangkap saat ia berusia 110 tahun oleh pasukan Barbar yg menyerang Persia dibawah pimpinan Jenghis Khan.

Pada tahun 1862 ditemukan sebuah batu nisan di luar Nisyapur, yg didirikan antara tahun 1469 dan 1506, sekitar 250 tahun meninggalnya Attar. Di nisan itu terukir inskripsi dlm bahasa Parsi yg berbunyi sebagai berikut:

Allah kekal
Dengan nama Allah Yang Pengasih Yang Pengampun
Di sini di taman Adn bawah, Attar menebarkan wangi pd jiwa orang-orang yg paling sederhana. Inilah makam seorang yg begitu mulia sehingga debu yg terusik kakinya akan merupakan kolirium di mata langit; maka syeikh Attar Farid yg terkenak yg menjadi ikutan orang-orang suci; makam penyebar wangi yg utama dgn nafasnya yg mengharumi dunia dari kaf ke kaf. Di kedainya, sarang para malaikat, langit bagai botol obat semerbak dgn wangi sitrun. Bumi Nisyapur akan terkenal hingga hari kiamat, karena orang yg termasyur ini. Tambang emasnya terdapat di Nisyapur sebab ia dilahirkan di Zarwand di wilayah Gurgan. Ia tinggal di Nisyapur selama delapan puluh tahun dari waktu yg dilewatkannya dlm ketenangan. Dalam usia sudah amat lanjut ia dikejar-kejar pedang pasukan tentara yg menelan segalanya. Farid tewas di zaman Haluku Khan, terbunuh sebagai syahid dlm pembantaian.


Wallahu a'lam bishowab.



Sumber Gambar : http://updateoke.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

All content at MY BLOG was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact