Minggu, 30 Agustus 2015

[Tahukah Anda..??] Ku Pecat Kantorku

Ku Pecat Kantorku
fenanote.blogspot.com - Neng, tumben ada di rumah, gak kerja?

Gak. Jawabnya singkat.

Sudah habis kontraknya. Tiba-tiba mama berkata dari kamarnya.


Aku hanya manggut-manggut saja mendengar berita itu. Ada rasa iba terhadap adik perempuan yg paling dekat denganku itu.

Ba’da dzuhur aku pamit pulang karena istriku tinggal sendirian di rumah ditambah lagi sudah waktunya makan siang dan aku janji untk membelikannya makan siang. Sengaja aku tak menyuruhnya memasak mengingat begitu banyak pekerjaan rumah yg dia kerjakan dari pagi hari.


Sampai malam aku masih memikirkan keadaan Neng. Aku harus memberikan semangat kepadanya agar dia tak berputus asa menghadapi ujian ini. Lalu aku ambil HP-ku dan mengirimkan SMS kepada Neng.


Yang semangat yg Neng.


Rezeki Allah itu luas. Insya Allah, Neng akan diberikan pengganti Yang lebih baik. AA selalu mendoakan Neng di tiap sujud AA. I love u, Sister.



Tidak beberapa lama SMS-ku itu dibalas olehnya.


Terima kasih A. Sebenarnya kontrak kerja Neng diperpanjang. Tapi karena sebuah alasan Neng tak mau melanjutkan pekerjaan itu. Sebenarnya Neng merasa kehilanagan AA setelah Neng hidup bareng AA selama 25 tahun. Tapi Neng ikut bahagia Jika sekarang AA hidup bahagia sama istri AA. I love u too, Bro.



Terharu aku membaca SMS Neng. Ada kalimat yg menjadi bahan pikiran aku. Sebuah alasan mengapa Neng tak mau melanjutkan ontrak kerjanya di salah satu bank konvensional itu. Padahal penghasilan bulanannya lumayan besar.

Kemudian aku teringat curhatan Neng mengenai pekerjaannya itu. Neng pernah cerita bahwa dia setengah hati menjalankan pekerjaannya. Sebagai salah seorang telemarketing untk kartu kredit di bank tersebut Neng merasa berdosa. Setiap hari dia harus mencari nasabah dan menawarkan kartu kredit kepada mereka, dan itu ditarget.


Dia mengerti bahwa pekerjaannya itu berbau riba dan itu yg menjadi ganjalan di hatinya. Dia pernah bercerita bahwa gaji bulanannya itu sering habis tak karuan. Mungkin karena gaji yg diterimanya ni dari hasil praktik riba yg dia kerjakan pd bank tersebut. Dia merasa berdosa karena tiap hari mengajak orang untk melakukan praktik riba.

Dugaannku ternyata benar. Neng tak mau memperpanjang kontrak karena tak mau lagi terlibat dlm praktek riba apapun alasannya. Dia sengaja memutuskan kontrak kerja dan mencari pekerjaan lain yg jauh lebih halal tentunya. Terharu dan sekaligus kagum aku dibuatnya dgn keputusannya itu.


Subhanallah, sungguh Allah akan membalas dan mengganti dgn yg labih baik untk tiap perbuatan yg ditujukan karena-Nya. Engkau meninggalkan pekerjaan yg berbau riba itu karena takut kepada Allah dimana Dia mengharamkan segala macam praktik riba meski dikemas dgn keindahan rupiah.


Aku pun berkeyakinan bahwa Allah mempunyai banyak jalan untk melapangkan rezeki kepada tiap hamba yg dikehendaki-Nya. Secara logika dgn putusnya kontrak kerja tersebut maka terhentilah penghasilanmu. Tetapi logika tersebut tak berlaku dgn kekuasaan Allah. Allah adlh Ar Razaq, dan semoga Allah membalas keputusanmu itu dgn limpahan rezeki yg berlimpah dan yg paling penting adlh berkah.


Hukum Riba, hukumnya berdasar Kitabullah, sunnah Rasul-Nya :

Hai orang-orang yg beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yg beriman. Jika kamu tak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka permaklumkanlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kami tak menganiaya dan tak (pula) dianiaya. (QS Al-Baqarah: 278-279).


Orang-orang yg makan (mengambil) riba tak dpt berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yg kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. (QS Al-Baqarah: 275).


Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah. (QS Al-Baqarah: 276).


Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda, Jauhilah tujuh hal yg membinasakan. Para sahabat bertanya, Apa itu, ya Rasulullah? Jawab Beliau, (Pertama) melakukan kemusyrikan kepada Allah, (kedua) sihir, (ketiga) membunuh jiwa yg telah haramkan kecuali dgn cara yg haq, (keempat) makan riba, (kelima) makan harta anak yatim, (keenam) melarikan diri pd hari pertemuan dua pasukan, dan (ketujuh) menuduh berzina perempuan baik-baik yg tak tahu menahu tentang urusan ni dan beriman kepada Allah. (Muttafaqun ‘alaih: Fathul Bari V: 393 no: 2766, Muslim I: 92 no: 89, ‘Aunul Ma’bud VIII: 77 no: 2857 dan Nasa’i VI: 257).


Dari Jabir ra, ia berkata. Rasulullah saw melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya. Dan Beliau bersabda, Mereka semua sama. (Shahih: Mukhtasar Muslim no: 955, Shahihul Jami’us Shaghir no: 5090 dan Muslim III: 1219 no: 1598).


Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Nabi saw bersabda, Riba itu mempunyai tujuh puluh tiga pintu, yg paling ringan (dosanya) seperti seorang anak menyetubuhi ibunya. (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3539 dan Mustadrak Hakim II: 37).


Dari Abdullah bin Hanzhalah ra dari Nabi saw bersabda, Satu Dirham yg riba dimakan seseorang padahal ia tahu, adlh lebih berat daripada tiga puluh enam pelacur. (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 3375 dan al-Fathur Rabbani XV: 69 no: 230).


Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi saw, Beliau bersabda, Tak seorang pun memperbanyak (harta kekayaannya) dari hasil riba, melainkan pasti akibat akhirnya ia jatuh miskin. (Shahih: Shahihul Jami’us Shaghir no: 5518 dan Ibnu Majah II: 765 no: 2279).

sumber : Yusuf Mansur Network

source : http://detik.com, http://viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

All content at MY BLOG was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact