Senin, 25 Januari 2016

Cara Shalat [2]: Membaca Do’a Iftitah - Koalisi Arab

fenanote.blogspot.com - Bab Cara Shalat Nabi


Setelah takbiratul ihram, pembahasan Tata Cara Shalat berikutnya adlh mengenai membaca Do’a Iftitah. Do’a iftitah / disebut jg istiftah, adlh do’a yg disunnahkan untk dibaca setelah takbiratul ihram.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan ada beberapa macam lafaz do’a iftitah. Ini sekaligus mengisyaratkan anjuran agar tiap muslim membaca beberapa macam doa iftitah tersebut secara bergantian di dlm shalatnya, sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam jg pernah membaca masing-masing doa tersebut dlm shalat yg berbeda.

Beberapa ketentuan dlm membaca doa iftitah adlh :
  • Do’a iftitah dibaca pelan. Ini berlaku baik untk imam, makmum, maupun orang yg shalat sendirian.
  • Untuk makmum masbuq / makmum yg ketinggalan, tak perlu membaca do’a iftitah.
  • Sunnah membaca macam-macam doa iftitah yg shahih secara bergantian (sekaligus untk menjaga dan melestarikan macam-macam doa iftitah yg pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam).

Berikut ni beberapa do’a iftitah yg shahih yg pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
(1)

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allaah-humma baa-’id bai-nii wa bai-na kha-thaa-yaa-ya kamaa baa-’ad-ta bai-nal masy-riqi wal magh-rib. Allaah-humma naqqi-nii min khathaa-yaa-ya kamaa yunaq-qats-tsaubul ab-ya-dlu minad danas. Allaah-hummagh-sil-nii min khathaa-yaa-ya bil maa-i wats-tsalji wal barad.
Artinya : Ya Allah, jauhkanlah diriki dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan timur dari Barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain putih yg dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dgn air, es, dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim)
(2)
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Subhaana-kallaah-humma wa biham-dika wa tabaa-rakas-muka wa ta-’aa-laa jadduka wa laa-ilaaha ghai-ruk.(HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani).
(3)
Sama dgn do’a iftitah di atas, tapi dgn menambahkan bacaan berikut:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ (ثَلاَثًا) اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا (ثَلاَثًا)

Laa-ilaaha-illallaah (3 kali) allaahu akbar kabii-raa (3 kali).(HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani).
Keterangan: Do’a iftitah ni dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pd saat shalat malam.
(4)
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaa-nallaa-hi buk-rataw wa ashii-laa. (HR. Muslim)
Keterangan:Do’a iftitah ni dibaca oleh salah seorang sahabat ketika shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda: Aku kagum dgn do’a ini. Pintu-pintu langit telah dibuka karena do’a ini. Kata Ibn Umar: Sejak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian Saya tak pernah meninggalkan do’a ini. (HR. Muslim)
(5)
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Al hamdu lil-laahi hamdan katsii-ran thayyi-ban mubaa-rakan fiih(HR. Muslim)
Keterangan: Do’a ni dibaca oleh salah seorang sahabat ketika shalat jamaah. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Aku melihat 12 malaikat berlomba siapakah di antara mereka yg mengantarkannya (kepada Allah, ed.) (HR. Muslim).
Do’a-do’a iftitah berikut adlh do’a yg dibaca Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat malam:
(6)
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allaa-humma rabba jib-riila wa mii-kaa-iil wa israafiil. Faa-thiras samaa-waati wal ardl. ‘aali-mal ghai-bi was syahaa-dah. Anta tahkumu bai-na ‘ibaa-dik fii-maa kaa-nuu fiihi yakh-tali-fuun. Ihdi-nii limakh-tulifa fiihi minal haqqi bi-idznik. Innaka tahdii man tasyaa-u ilaa shiraa-tim mustaqiim.
(7)
الْحَمْدُ لِلَّهِ

Al hamdu lil-laah (10 X)
اللَّهُ أَكْبَرُ

Allaahu akbar (10 X)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

Laa-ilaaha-illallaah (10 X)
سُبْحَانَ الله

Subhaa-nallaah (10 X)
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

As-tagh-firullaah (10 X)
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى وَعَافِنِى

Allaah-hummagh fir lii wah-dinii war-zuqnii wa ‘aa-finii (10 X )
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الضِّيقِ يَوْمَ الْحِسَابِ

Allaah-humma innii a-’uudzu bika minad Dhii-qi yaumal hisaab (10 X)(HR. Ahmad & Abu Daud dan dishahihkan Al Albani)
(8)
اللَّهُ أَكْبَرُ

Allaahu akbar (3 kali)
ذُو الْمَلَكُوتِ وَالْجَبَرُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

Dzul-malakuut wal jaba-ruut wal kib-riyaa’ wal ‘a-dza-mah (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani).
BeberapaKesalahanterkait membaca do’a iftitah:
1.Tidak membaca do’a iftitah padahal ada kesempatan untk membacanya. Karena sikap ni berarti menyia-nyiakan sunah dlm shalat. Imam Syafi’i rahimahullah mencela sikap orang yg tak meniru cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2.Makmum yg ketinggalan menyibukkan diri dgn membaca doa iftitah, padahal imam sudah mau rukuk.
Seperti dimaklumi, membaca do’a iftitah hukumnya adlh sunah sedangkan membaca al fatihah hukumnya wajib. Oleh karena itu, selayaknya makmum yg ketinggalan dan mendapati imam sudah mau rukuk maka sebaiknya makmum tak perlu membaca doa iftitah tapi langsung membaca al fatihah.
Dikisahkan bahwa Ibnul Jauzi pernah shalat dibelakang gurunya Abu Bakr Ad Dainuri. Ibnul Jauzi ketinggalan dan imam sudah mau rukuk. Tetapi Ibnul Jauzi malah sibuk membaca do’a iftitah. Ketika mengetahui hal ini, gurunya menasehatkan:
Sesungguhnya ulama berselisih tentang wajibnya membaca surat al fatihah di belakang imam, tapi mereka sepakat bahwa do’a iftitah adlh sunnah. Maka sibukkanlah dirimu dgn yg wajib dan tinggalkanlah yg sunah. (Al Qoulul Mubin, dinukil dari Talbis Iblis).
3.Imam membaca do’a iftitah terlalu panjang. Yang lebih tepat adlh selayaknya imam memilih doa iftitah yg pendek.
4.Memilih hanya salah satu do’a iftitah untk dibaca dlm tiap shalat, dan meninggalkan do’a iftitah yg lain. Ini akan mengakibatkan banyak bacaan doa iftitah lainnya lama kelamaan akan hilang dan jauh dari semangat untk melestarikan sunnah.
Sumber:www.CaraSholat.com

other source : http://okezone.com, http://detik.com, http://belajarislamsunnah.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

All content at MY BLOG was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact