I’rab Surah At-Taubah: 3 - Konsultasi

fenanote.blogspot.com - Pertanyaan : Syaikh, mohon penjelasan ayat dlm surah at_taubah ayat ke 3, disitu berbunyi : annallaha bariun minal musyrikina wa rasuluhu. Mengapa kalimat Rasuluhu disitu mu'rab tidak manshub seperti halnya kalimat Allah, padahal disitukan adanya inna (amil nawashib). Mohon penjelasannya. Jundullah mukhtar.
Jawaban :
Marhaban ustadz, Ayat yg antum maksud adlh :
أَنَّ اَللهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ
Secara terjemahan ayat diatas sering diterjemahkan dgn : Sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin ...
Sedangkan menurut pemaknaan perkata adlh :Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan RasulNya(juga).
Disebutkan dlm sebuah riwayat, bahwa ada seorang badui masuk Islam dan meminta diajarkan sesuatu dari Al Quran. Kemudian seorang kaum muslimin membacakan awal surat At Taubah: Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pd hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu...( At Taubah : 3)
Akan tetapi orang tersebut membacanya sebagai berikut :
أَنَّ اللّهَ بَرِيءٌ مِنَ المُشْرِكِيْنَ وَرَسُوْلِهِ
Yaitu dgn mengkasrahkan kata رَسُوْلُ sehingga artinya berubah menjadi bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan dari RasulNya.
Berkatalah orang badui tersebut : Apakah benar bahwa Allah berlepas diri dari Rasul Nya? Demi Allah aku akan berlepas diri dari orang yg Allah berlepas diri darinya.
Ketika Umar mengetahui hal tersebut, ia mengutus seseorang ke orang tersebut dan membenarkan bacaannya, dan Ia berseru kepada manusia:Hendaknya seseorang tak membaca (memaknai) Al Quran kecuali ia mengetahui bahasa Arab.
IrabNya
Mungkin kita akan bertanya tentang I’raf ayat diatas, mengapa kalimat rasul pd ayat diatas terbaca Rasuluhu (mu’raf) bukan dibaca Rasulahu (Manshub) Padahal kalimat Rasul athaf (mengikuti) kepada kalimat Allah ? Sedangkan Allah manshub dgn sebab adanya huruf انّ (inna) yg merupakan satu dari amil-amil nawashib ?
Sebabnya karena dua hal, yaitu :
1. Tidaklah benar bila amil انّ (inna) itu selamanya menyebabkan isimnya harus dibaca nashab, boleh saja sebuah isim ma’thuf (yang mengikuti) dibaca rafa’ karena suatu alasan. Diantaranya alasannya adlh kalau isim ma’thuf tersebut dimaksudkan ‘athaf kepada mufrad maka lazimnya memang harus manshub, tetapi jika isim tersebut athaf terhadap jumlah maka boleh dirafa’kan sebagai mubtada’. Tergantung konteks kalimat dan gaya bahasa macam apa yg dipakai.
2. Dalam tata bahasa arab - dan sebenarnya jg bahasa lainnya (termasuk bahasa Indonesia) -, dikenal adanya kata yg dibuang dari sebuah kalimat karena sudah ma’fum (diketahui maknanya). Pembuangan dari sebuah kata semisal bisa disebabkan pertimbangan penghematan kata / jg karena sebab keinginan memunculkan kata yg indah bersajak.

Disebutkan dlm Tafsir as Shawi, ayat diatas sengaja tak menyertakan sebagian khabarnya karena sudah ma’fum. Jadi seharusnya bunyinya seperti ni : Bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin dan RasulNya (juga) berlepas diri dari orang-orang musyrikin ... Kalimat dibelakang ‘Rasulnya’dibuang karena sudah ma’fum.
Perhatikan perbandingan dua kalimat di bawah ini, sebagai analogi penjelasan diatas :
1. Sesungguhnya Ahmad dan Zaid suka makan sate.
Kalimat diatas bisa dipahami sebagai sebuah kalimat yg memiliki makna yg jelas. Dan sekarang, mari kita simak kalimat kedua berikut ni :
2. Sesungguhnya Ahmad suka makan sate dan Zaid juga.
Perhatikan dua jumlah/kalimat diatas, meskipun secara susunannya berbeda, tetapi memiliki makna dan pengertian yg sama. Yaitu bisa dipahami bahwa dua kalimat diatas sama-sama menceritakan tentang adanya dua orang yg bernama Ahmad dan Zaid dan keduanya suka makan Sate.
Demikian penjelasan tentang I’rab ayat diatas. Semoga bermanfaat. Wallahua'lam.

other source : http://twitter.com, http://konsultasislam.com, http://google.com