Jumat, 18 Desember 2015

Menempelkan Pundak & Kaki dalam Shaff - Dialog

Menempelkan Pundak & Kaki dalam Shaff fenanote.blogspot.com - Dikatakan, ni adlh sunnah yg dibuat-buat oleh Al-Albaaniy rahimahullah yang baru hidup di abad 14 H. Ini jelas tak benar. Insya Allah, berikut akan dijelaskan secara ringkas tentang sunnah dlm shalat berjama’ah ini. Al-Bukhaariy rahimahullah membuat bab:
بَاب إِلْزَاقِ الْمَنْكِبِ بِالْمَنْكِبِ وَالْقَدَمِ بِالْقَدَمِ فِي الصَّفِّ
وَقَالَ النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيرٍ رَأَيْتُ الرَّجُلَ مِنَّا يُلْزِقُ كَعْبَهُ بِكَعْبِ صَاحِبِهِ
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ فَإِنِّي أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِي وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ
Bab : Menempelkan pundak dgn pundak, kaki dgn kaki dlm shaff. An-Nu’maan bin Basyiir berkata : Aku melihat seorang laki-laki dari kami menempelkan bahunya dgn bahu rekannya. Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Khaalid, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Zuhair, dari Humaid, dari Anas bin Maalik, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Tegakkanlah shaff-shaff kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku. Ada seorang diantara kami yg menempelkan bahunya dgn bahu temannya dan telapak kakinya dgn telapak kaki temannya [Shahiih Al-Bukhaariy, 1/238]. Hadits An-Nu’man bin Basyiir dibawakan Al-Bukhaariy secara mu’allaq dan disambungkan sanadnya oleh Abu Daawud:
عَنْ أَبِي الْقَاسِمِ الْجُدَلِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِير، يَقُولُ: أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ، فَقَالَ: " أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا، وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ "، قَالَ: فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
Dari Abul-Qaasim Al-Judaliy, ia berkata : Aku mendengar An-Nu’maan bin Basyiir berkata : Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menghadap ke arah jama’ah shalat dan bersabda : Tegakkanlah shaff-shaff kalian, tegakkanlah shaff-shaff kalian, tegakkanlah shaff-shaff kalian. Demi Allah, kalian tegakkan shaff-shaff kalian / Allah akan mencerai-beraikan hati-hati kalian. An-Nu’man berkata : Maka aku menyaksikan seorang laki-laki menempelkan bahunya dgn bahu temannya, lututnya dgn lutut temannya, dan mata kakinya dgn mata kaki temannya [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 662; shahih]. Perkataan Al-Bukhaariy rahimahullah di atas menunjukkan fiqh (pemahaman) beliau terhadap hadits tersebut, yaitu cara menegakkan shaff adalah dgn menempelkan bahu dgn bahu dan kaki dgn kaki. Sama seperti yg dijelaskan oleh Ibnu Hajar rahimahullah:
قوله : ( باب إلزاق المنكب بالمنكب والقدم بالقدم في الصف ) المراد بذلك المبالغة في تعديل الصف وسد خلله
Dan perkataan Al-Bukhaariy : Bab Menempelkan Pundak dgn Pundak dan Kaki dgn Kaki dlm Shaff; maksudnya adlh berlebih-lebihan dlm meluruskan shaff dan menutup celah [Fathul-Baariy, 2/211]. Yaitu : cara berlebih-lebihan dlm meluruskan dan menutup celah dlm shaff adlh dgn menempelkan pundak dgn pundak dan kaki dgn kaki. Jika tak menempel, tentu akan ada celah sebagaimana hal itu telah ma’ruuf. Dalam riwayat Abu Ya’laa ada tambahan dari perkataan Anas:
وَلَوْ ذَهَبْتَ تَفْعَلُ ذَلِكَ الْيَوْمَ لَتَرَى أَحَدَهُمْ كَأَنَّهُ بَغْلٌ شَمُوسٌ
Dan seandainya engkau melakukan yg demikian itu pd hari ini, sungguh engkau akan melihat salah satu dari mereka seperti bighal yg melawan [Musnad Abi Ya’laa no. 3720]. Perkataan Anas radliyallaahu ‘anhu ini merupakan pembenaran terhadap apa yg dilakukan oleh salah seorang shahabat yg menempelkan pundaknya dgn pundak temannya dan kakinya dgn kaki temannya. Selain itu jg perkataan Anas tersebut menunjukkan perbuatan tersebut adlh sesuatu yg lazim dilakukan di jaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan kemudian banyak ditinggalkan oleh orang-orang sepeninggal beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ الْأَنْصَارِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ، فَقِيلَ لَهُ: مَا أَنْكَرْتَ مِنَّا مُنْذُ يَوْمِ عَهِدْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا أَنْكَرْتُ شَيْئًا، إِلَّا أَنَّكُمْ لَا تُقِيمُونَ الصُّفُوفَ
Dari Busyair bin Yasaar Al-Anshaariy, dari Anas bin Maalik, bahwasannya ia datang ke Madinah, lalu dikatakan kepadanya : "Apakah ada sesuatu yg engkau ingkari dari kami sejak engkau hidup bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam?". Anas bin Maalik menjawab : "Tidak ada sesuatu yg aku ingkari, kecuali kalian tak meluruskan shaff-shaff [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 724]. Ibnu Hajar rahimahullah mengomentari lebih lanjut hadits Anas yg awal dgn perkataannya:
وَأَفَادَ هَذَا التَّصْرِيحُ أَنَّ الْفِعْلَ الْمَذْكُورَ كَانَ فِي زَمَنِ اَلنَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ، وَبِهَذَا يَتِمُّ الِاحْتِجَاجُ بِهِ عَلَى بَيَان الْمُرَاد بِإِقَامَةِ الصَّفِّ وَتَسْوِيَتِهِ ، وَزَادَ مَعْمَرٌ فِي رِوَايَتِهِ " وَلَوْ فَعَلْت ذَلِكَ بِأَحَدِهِمْ الْيَوْمَ لَنَفَرَ كَأَنَّهُ بَغْل شُمُوس "
Hadits ni memberikan faidah bahwa perbuatan yg disebutkan dlm hadits (yaitu perbuatan shahabat yg menempelkan bahunya dgn bahu temannya dan kakinya dgn kaki temannya) berlangsung di jaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Dan dgn hadits tersebut sempurnalah hujjah untk menjelaskan maksud meluruskan dan merapatkan shaff. Ma’mar menambahkan dlm riwayatnya : ‘Dan seandainya engkau melakukannya dgn salah seorang diantara mereka pd hari ini, niscaya ia akan lari seperti bighal yg melawan [Fathul-Baariy, 2/211]. Syamsul-Haqq Al-‘Aadhiim Aabaadiy rahimahullah berkata:
قَالَ فِي التَّعْلِيق الْمُغْنِي : فَهَذِهِ الْأَحَادِيث فِيهَا دَلَالَة وَاضِحَة عَلَى اِهْتِمَام تَسْوِيَة الصُّفُوف وَأَنَّهَا مِنْ إِتْمَام الصَّلَاة ، وَعَلَى أَنَّهُ لَا يَتَأَخَّر بَعْض عَلَى بَعْض وَلَا يَتَقَدَّم بَعْضه عَلَى بَعْض ، وَعَلَى أَنَّهُ يُلْزِق مَنْكِبه بِمَنْكِبِ صَاحِبه وَقَدَمه بِقَدَمِهِ وَرُكْبَته بِرُكْبَتِهِ ، لَكِنْ الْيَوْم تُرِكَتْ هَذِهِ السُّنَّة ، وَلَوْ فُعِلَتْ الْيَوْم لَنَفَرَ النَّاس كَالْحُمُرِ الْوَحْشِيَّة . فَإِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Al-Haafidh berkata dlm At-Ta’liiq Al-Mughniy : Hadits-hadits ni terdapat petunjuk yg jelas untk memperhatikan kelurusan shaff, dan ia merupakan kesempurnaan shalat. Tidak boleh sebagian makmum mundur / maju dari yg lain. Dan hendaknya menempelkan pundaknya ke pundak temannya dan kakinya ke kaki temannya. Akan tetapi pd hari ni sunnah ni telah ditinggalkan. Apabila sunnah ni dilakukan pd hari ini, niscaya orang-orang akan lari seperti keledai liar. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun [‘Aunul-Ma’buud, 2/256]. Tentu saja, sunnah ni diamalkan tanpa berlebihan dgn berdesak-desakan sehingga membuat sulit bergerak dlm shalat. Mudah dilakukan bagi yg mau dan terbiasa. Kembali ke paragraph awal, benarkah ni sunnah yg dibuat-buat oleh Al-Albaaniy ?. Benarkah ni hanya pemahaman Al-Albaaniy dan kaum Wahabiy semata ? Dapatkah Anda membuat shaff yg rapat tanpa celah, dgn tanpa menempelkan bahu, kaki, / bagian lain dari tubuh Anda ?. Gambar di awal adlh ilustrasi yg dibuat oleh orang yg lemah semangatnya dlm mengamalkan sunnah. Siapakah kreatornya ?. Anda mudah untk menebaknya.Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa’ - senayan Jakarta - 15062015 - 11:14].

other source : http://abul-jauzaa.blogspot.com, http://pinterest.com, http://okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

All content at MY BLOG was found freely distributed on the internet and is presented for informational purposes only.
Images / photos / videos found in this site reserved by its respective owners.
We does not upload or host any files.
Home | DMCA | Contact