Sinopsis Jodha Akbar episode 487 by Sally Diandra. Malam itu Jodha mengenakan baju muslim, sebelum pergi bersama Hamida, Jodha mengintip ke dlm ruangan dimana ada Jalal yg sedang berkumpul bersama para menteri dan anak anaknya, Jodha teringat ketika Hamida meminta dgn amat sangat padanya untk menerima Islam sebagai agamanya. Jodha akhirnya menemui Hamida “Jodha, apa yg akan kamu lakukan ini, kebahagiaan tiap orang berada didalamnya” tak lama kemudian Jodha dan Hamida pergi dari istana menggunakan tandu. Setibanya mereka disebuah masjid, Jodha dan Hamida menemui seorang ulama Islam “Ratu Jodha, apakah kamu datang kesini karena keinginanmu sendiri ?”, “Ya” nada suara Jodha terdengar datar kemudian ulama bertanya kembali “Apakah kamu kesini karena paksaan seseorang ?”, “Aku yg membawanya kesini dgn keinginannya sendiri” Hamida menimpali pertanyaan ulama “Aku harus tahu secara langsung dari dia, Ratu Hamida” ulama tak suka dgn intervensi Hamida “Ratu Jodha, apakah kamu dipaksa ?”, “Tidak” Jodha kembali angkat suara, Hamida merasa lega dgn jawaban Jodha “Sekarang kami akan membuat kamu menerima Islam sebagai agamamu” kemudian sang ulama membacakan ayat ayat suci Al Qur’an dan kembali bertanya pd Jodha “Apakah kamu menerima Allah sebagai Tuhanmu dgn kemauanmu sendiri ? Apakah kamu menerima Allah dan rasul rasulnya ? Kamu tak boleh berbohong disini, Ratu Jodha” Jodha mendengarkan semuanya dgn seksama tapi hatinya gamang dan ragu ragu “Jawab pertanyaanku, Ratu Jodha apakah kamu mau menjadi seorang muslim ?” kemudian sang ulama meminta Jodha untk membaca 2 kalimat syahadat, Jodha teringat ketika Jalal mengatakan “Jangan pernah menerima agama Islam dlm keadaan terpaksa, itu akan merendahkan agama Islam, aku dan bangsaku” dalam hati Jodha berkata “Aku mengerti maksud Yang Mulia, aku tak mau dipaksa dan aku tak akan mengubah agamaku” kembali ulama meminta Jodha untk membaca dua kalimat syahadat jika dirinya menerima agama Islam tanpa paksaan, Jodha berfikir lalu berdiri sementara Hamida meminta Jodha untk membaca dua kalimat syahadat “Aku tak akan mengucapkan dua kalimat syahadat karena itu akan menjadi aib bagi agama Islam, dewa Krisnaku mungkin akan memaafkan aku tapi aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri “Ulama, aku ni dibawah tekanan Iran” Hamida terkejut mendengar ucapan Jodha “Ratu Jodha, pikirkan soal Salim dan Jalal !”, “Aku menerimanya karena aku bertanggung jawab sebagai seorang ibu tapi aku jg seorang istri, aku tak bisa menipu Yang Mulia dgn melakukan hal ini, aku mempunyai keluarga karena Yang Mulia maka bagaimana aku bisa menentangnya dan menerima Islam sebagai agamaku ?” Jodha mengatakannya dgn mantap tanpa ada keragu raguan “Khanum seharusnya tak menikah dgn keluarga dimana mereka memaksakan rakyatnya untk mengubah agamanya, dgn mengubah agamaku maka apakah mereka akan berubah jg ? Pastinya tak ! Bagi kalian, saya dan Yang Mulia berdoa pd Tuhan yg manapun adlh sama, kalau begitu mengapa aku harus mengubah agamaku hanya untk Raja Iran, aku sangat menghormati Islam sebesar aku menghargai diriku sendiri sebagai seorang Hindu tapi aku tak akan mengubah agamaku, aku akan berdiri disamping Yang Mulia dlm suka dan duka tapi tetap tak akan mengubah agamaku” Hamida menahan amarahnya “Ratu Jodha, aku memiliki hak pd kamu, aku adlh Mariam Makani dan aku memerintahkan kamu untk menerima Islam !” sang ulama tak suka dgn cara Hamida memaksa Jodha “Ratu Hamida, anda telah memaksa ratu Jodha dan ni adlh sebuah dosa terbesar, aku tak akan mentoleransi hal ini” Jodha menatap Hamida dgn sedih “Ibu aku mohon, maafkan aku, ibu”, “Aku meminta padamu untk satu hal untk pertama kalinya dan kamu mengecewakan aku, Jodha !” ujar ibu Hamida kemudian berlalu meninggalkan Jodha, Jodha kaget mendengar ucapan ibu mertuanya ini.
Sesampainya diistana, Jodha memasuki kamarnya kemudian duduk didepan cermin riasnya, Jodha melihat dirinya dicermin dgn pakaian muslim, Jodha menangis meratapi nasibnya, Moti menghampiri Jodha “Jodha, aku sudah bilang sama kamu kan, kalau itu pasti akan sulit buat kamu kalau kamu hendak mengubah agamamu, selama ni kamu telah berdoa pd satu Tuhan maka bagaimana kamu bisa mengubah agamamu ?” Moti merasa sedih melihat Jodha “Aku tak jadi mengubah agamaku, Moti ... Yang Mulia telah bertarung untk aku dan untk peraturan agama Islam maka jika aku menerima Islam sebagai agamaku, itu akan melukai Yang Mulia, itu akan menghina Yang Mulia dan Islam hanya karena demi Salim dan ibu” ujar Jodha sambil menangis “Kamu melakukan hal yg benar, Jodha”, “Tapi untk pertama kalinya aku tak mendengarkan ucapan ibu, aku telah melukai perasaannya, beliau tak hanya telah memanggilku sebagai anak perempuannya tapi beliau telah memperlakukan aku seperti anaknya sendiri, sekarang beliau kesal dgn aku” Jodha benar benar sedih “Hubunganmu dengannya sangat kuat, jangan khawatir, Jodha ... semuanya akan baik baik saja” Moti mencoba menghibur Jodha
Keesokan harinya, Jodha sedang mengadakan ritual pemujaan pohon Tulsi “Pohon Tulsi, untk pertama kalinya aku tak mendengarkan ibuku Ratu Hamida, aku telah mengecewakannya, ampuni aku” doa Jodha dlm hati, saat itu Jalal sedang berjalan dilorong halaman istana dan melihat Jodha sedang melakukan ritual dipohon Tulsi, Jalal tersenyum melihat istrinya, ketika Jodha hendak naik tangga secara kebetulan bertemu dgn Hamida dan Gulbadan yg mau turun tangga, Jodha memberikan salam ke Hamida dan menawarkan aarti ke ibunya itu, Hamida hanya diam saja, menatap Jodha dgn marah, Jalal yg memperhatikan mereka dari kejauhan sedikit terkejut, tak lama kemudian Hamida meninggalkan Jodha “Jodha, mungkin Ratu Hamida masih butuh waktu untk memahami semua ini”, “Aku tak tahu, Moti ... bagaimana caranya membuatnya mengerti” dari kejauhan Jalal berbicara pd dirinya sendiri “Kenapa ibu tak berbicara dgn Ratu Jodha ? Hal ni tak pernah terjadi sebelumnya ketika Ratu Jodha memberikan salam ke ibu dan ibu hanya diam saja, pasti ada sesuatu yg tak beres” ujar Jalal penasaran.
Dikamar Jodha, Jodha sedang duduk diatas tempat tidurnya sambil merenung, tiba tiba Jalal memasuki kamar Jodha “Ratu Jodha, aku marah sama kamu, karena kamu telah mengecewakan ibuku” Jodha benar benar terkejut mendengar ucapan Jalal “Yang Mulia, aku minta maaf, jujur aku tak ingin melukai hatinya” Jodha panik sementara Jalal tersenyum senang karena dia berhasil menggoda Jodha “Kamu kelihatan takut sekali, Ratu Jodha ? Tadi aku melihatmu memberikan salam pd ibu tapi ibu tak membalas salammu, ada apa ?” Jalal mencoba mencari kebenaran dari Jodha “Rupanya Yang Mulia tak tahu apa apa” bathin Jodha dlm hati “Yang Mulia, ni hanya permasalahan antara ibu dgn anak perempuannya, kami akan segera menyelesaikannya, kamu tak usah khawatir” Jodha berusaha menutupi perasaannya “Baiklah, jika ibu tak mengerti tentang maksudmu maka ceritakan padaku, aku akan mencoba menjelaskan padanya”, “Itu tak perlu, Yang Mulia” Jodha tak ingin melibatkan suaminya “Aku tahu itu karena ibu sangat mencintai kamu” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan Jodha “Aku harus mengatakan hal ni pd ibu sebelum Yang Mulia mengetahui semuanya” Jodha segera keluar dari kamarnya.
Ketika Jalal baru keluar dari kamar Jodha dan berjalan dihalaman istana, dirinya bertemu dgn seorang prajurit yg membawa sebuah nampan dgn sebuah perhiasan ada diatasnya “Yang Mulia, saya menemukan ni didalam tandu, ni punya Ratu Jodha” ujar prajurit sambil menyodorkan nampan itu ke Jalal “Punya Ratu Jodha ? Dari mana dia ?” Jalal jadi penasaran “Ratu Jodha pergi ke mesjid bersama Ratu Hamida semalam” Jalal kemudian mengambil perhiasan tersebut dan menduga duga “Mengapa Ratu Jodha pergi ke mesjid dgn ibu ? Dan hari ni ibu tak bicara dgn Ratu Jodha, ada apa ni ?” Jalal semakin penasaran. Sinopsis Jodha Akbar episode 488 by Sally Diandra
source : http://sinopsisjodhaakbar.blogspot.com, http://flickr.com, http://solopos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar