Sinopsis Jodha Akbar episode 474 by Sally Diandra. Jodha dan Jalal masih berada dikamar Jalal “Lalu keputusan yg bagaimana yg akan kamu ambil, Yang Mulia ?” Jodha bertanya pd Jalal, Jalal langsung berdiri,
Jodhapun ikut berdiri “Aku belum mengambil keputusan apapun, Ratu Jodha ... aku ingin membicarakannya dgn kamu, aku sangat berterima kasih padamu karena aku selalu merasa lebih baik setelah aku ngobrol dgn kamu, jangan khawatir aku akan mencoba mencari jalan keluarnya” Jalal berupaya meyakinkan Jodha, tapi Jodha agak pesimistis, Jodha khawatir dgn apa yg akan terjadi, Jodha jg kasihan pd suaminya, Jodha mencoba memberikan kekuatan pd suaminya dgn merebahkan kepalanya dibahu Jalal.
Di kamar Salim, Qutub menemui Salim “Salim, kamu jg kelihatannya panik, ada apa ?”, “Aku tak tahu mengapa Duta Besar Iran itu menghentikan pesta penobatanku dan Yang Mulia Raja tak melibatkan aku pd masalah ini, aku tak tahu mengapa mereka tak menginginkan aku mengenakan mahkota itu” ujar Salim sambil meminum segelas anggur “Qutub, lebih baik kamu pergi sana ke istrimu, kamu itu sangat beruntung karena ada seseorang yg menunggu kehadiranmu”, “Semua orang jg mencintai kamu, Salim ... Yang Mulia Raja, Mariam Uz Zamani, Mariam Makani dan lain sebagainya, semua orang mencintai kamu” Qutub mencoba untk menghibur Salim “Semua orang memang mencintai aku tapi hanya satu orang yg tak mencintai aku yaitu Anarkali”
Dikamar Jalal, Jalal sedang seorang diri sambil memandangi papan catur yg ada didepannya, Jalal teringat ketika mereka mengatakan bahwa Salim itu anak haram, oleh karena itu Salim tak bisa menjadi Raja. Jalal membayangkan dirinya sendiri berdiri dipapan catur tersebut, dimana disana jg terdapat Duta Besar dan utusan dari negara Iran, Duta Besar berkata “Ini adlh keputusan dari negara Iran dan ni sebagai kehormatan untk seluruh umat Islam sedunia, jika kamu ingin mengangkat anak harammu itu menjadi Raja maka kamu harus meminta istrimu yg beragama Hindu itu untk berpindah agamanya menjadi Islam / seluruh rakyat India akan dilarang pergi ke Saudi Arabia !” Jalal membayangkan Salim dan Jodha ada disebelahnya jg para rakyatnya berkumpul disana, Jodha berkata “Kamu telah berjanji padaku, Yang Mulia bahwa kamu tak akan memaksa aku untk mengubah agamaku”, sementara para rakyat jg berteriak “Kami tak bisa pergi berziarah ke Saudi Arabia, Yang Mulia ... bagaimana ni ?” Jalal sangat bingung dan khawatir memikirkan semua permasalahan ini.
Dihalaman istana, Salim sedang berlatih pedang disana bersama para prajuritnya, Danial dan Murad menghampirinya, Salim mengajak kedua saudaranya itu untk berlatih pedang bersama dengannya “Kami tak berani melawanmu, kak” Murad menggoda Salim “Bagaimana kalau kamu menghukum kami ketika kamu menjadi Raja nanti” Danial jg ikut menimpali “Kalian berdua ni tetap akan menganggu aku” ujar Salim menanggapi gurauan saudaranya.
Sementara itu, Jodha menemui Guru Ji Badrinath, guru spiritual Jodha. “Guru Ji, Yang Mulia sebenarnya telah menentukan Salim menjadi penerusnya, tapi bagaimana jika dia menjadikan Salim seorang Raja kemudian rakyat India akan menderita ? lalu bagaimana jika Salim tak menyukainya ketika dia tahu kalau dia tak bisa menjadi Raja ? Dan bagaimana jika terjadi perpecahan antara Yang Mulia dan Salim ?” Jodha berkeluh kesah pd guru spiritualnya ni “Menurut garis nasib Yang Mulia, pertarungan antara Yang Mulia dan Salim pasti akan terjadi, tapi nanti Yang Mulia akan menemukan jalan keluarnya dgn berjalannya waktu tapi pertarungan itu tetap akan terjadi, tetaplah berdoa dan jangan terlalu mengkhawatirkan hal ini, Ratu Jodha” Guru Ji berusaha menenangkan Jodha.
Malam harinya, ketika Salim sedang berjalan jalan dihalaman istana, Salim melihat Anarkali sedang berjalan jalan jg dihalaman, tiba tiba Salim melihat ada ular yg sedang menjalar digapura teras yg berada ditengah halaman, yg sebentar lagi akan dilewati oleh Anarkali. Salim langsung berlari kearah Anarkali dan mendorong Anarkali dgn keras hingga Anarkali jatuh terjerembab ke tanah, Salimpun jatuh berbarengan dgn Anarkali “Apa itu tadi, pangeran ?” Salim menunjuk ular yg sedang melata ditanah meninggalkan mereka “Tadi nggak ada waktu untk mengatakannya sama kamu makanya aku harus mendorong kamu” tak lama kemudian Salim berdiri dan memberikan tangannya untk membantu Anarkali berdiri, Anarkali menyambut tangan Salim dan mulai berdiri “Aku seharusnya minta maaf sama kamu, kamu telah menyelamatkan aku lagi”, Aku harus menyelamatkan kamu dgn cara apapun” ujar Salim sambil tersenyum “Aku ingin meminta maaf padamu, selama ni aku telah salah menilaimu, aku merasa bersalah mengira kamu seperti itu” Anarkali menyesali perbuatannya “Kamu telah membuat perasaanku jadi lebih nyaman setelah kamu mengatakan hal tadi” sesaat kemudian Anarkali hendak meninggalkan Salim tapi Salim langsung memegang tangannya “Aku mohon, biarkan aku pergi” pinta Anarkali, Salim melonggarkan genggamannya “Tinggallah sebentar, aku ingin kamu menemani aku malam ini, aku sangat lelah dgn semua urusan kerajaan, istana dan lain sebagainya, jika kamu mau ngobrol denganku, perasaanku akan jauh lebih nyaman” Anarkali menoleh kearah Salim dan melihatnya, Salim mengulurkan tangannya, tak lama kemudian Anarkali menyambut tangan Salim, Salim tersenyum kemudian mereka duduk diteras yg berada ditengah halaman istana, lagu Rabba is pyar mein mulai berkumandang.
Salim meminta pd pelayannya untk menyajikan anggur untk mereka berdua, sang pelayanpun datang dgn baki yg berisi gelas dan teko yg isinya anggur, kemudian Salim hendak menuang anggur tersebut kedalam gelas tapi Anarkali mencegahnya “Sekarang kamu harus meninggalkan semua kebiasaan burukmu ini”, “Aku mau mati demi kamu” Salim tak jadi minum anggur “Aku mengatakan semua ni bukan untk aku tapi untk Maan Bai, dia meminta aku untk melakukan hal ini”, “Aku sangat berharap kamu menunjukkan dukunganmu ke aku, itu akan membuatku jauh lebih baik” Salim sangat berharap Anarkali mau membalas cintanya “Aku tak punya hak apa apa padamu sekarang, dia akan menjadi istrimu maka dialah yg mempunyai hak atas dirimu, hari sudah malam, aku harus pergi” tak lama kemudian Anarkali pergi meninggalkan Salim “Aku tak pernah ingin mendapatkan mahkota itu tapi sekarang aku ingin mendapatkannya maka aku bisa memberikan hak itu padamu, aku ingin melihat kamu sebagai Malika Hind dan itu semua hanya akan terjadi jika aku menjadi seorang Raja” Salim bersumpah pd dirinya sendiri.
Jalal sedang berkumpul bersama para menterinya “Apakah kalian telah menemukan solusinya ?” Jalal kembali bertanya pd para menterinya “Kita seharusnya tak membuang waktu, Yang Mulia” ujar sang ulama “Maksudmu, aku harus menerima pesan dari Raja Iran itu ?” Jalal mulai marah “Birbal, kamu biasanya punya jawaban atas semua permasalahan, apa solusimu ?” Jalal mulai mendekati Birbal “Ini adlh masa yg sulit, Yang Mulia ... andalah yg harus membuat keputusan apakah Ratu Jodha mengubah agamanya / tidak, apakah anda akan menjadi pangeran Salim menjadi Raja / tidak, tak ada yg bisa memberikan usulan padamu, ni adlh masalah keluarga anda dimana hanya anda yg bisa memutuskan, dan usulanku adlh jangan ambil keputusan apapun” Birbal mencoba memberikan nasehatnya, Jalal mulai berfikir kembali.
Jodha sedang melakukan ritual doa di depan pohon tulsi, Jodha sangat mengkhawatirkan Jalal, Jodha jg teringat ucapan Guru Ji yg mengatakan bahwa bakal ada pertarungan antara Jalal dan Salim. “Yaaa Kahnaa ... berilah kedamaian dlm hubungan antara Yang Mulia dgn Salim” doa Jodha dlm hati, tepat pd saat itu Jalal menemuinya, Jalal melihat wajah Jodha cemberut terus dari tadi “Kemana hilangnya ya ? Kemana itu ?” ujar Jalal sambil mencari kesana kemari mengitari pohon tulsi, Jodha bingung melihat tingkah Jalal “Apa yg kamu cari, Yang Mulia ?” Jalal mendekati Jodha dan berkata “Senyummu, dulu kamu pernah berkata padaku bahwa kita harus selalu tersenyum meskipun dlm masa yg sulit sebagai dukungan untk kita berdua satu sama lain dan sekarang mengapa senyummu itu hilang ?” Jalal mencoba memegang pipi Jodha untk menarik kedua pipi Jodha agar tersenyum “Tersenyumlah untukku, Ratu Jodha” Jodha berusaha tersenyum untk menyenangkan hati Jalal “Ini semua karena aku, Yang Mulia ... aku seharusnya tak memintamu untk berjanji padaku pd saat kita menikah dulu, dgn begitu kamu tak akan menderita seperti sekarang” Jalal tersenyum mencoba mengerti perasaan Jodha “Kamu tak memaksa aku, Ratu Jodha ... kamu memintanya untk sebuah janji dan aku telah menerimanya dan aku telah mengatakannya padamu bahwa aku tak akan pernah memaksamu untk mengubah agamamu dan aku tak akan mengubahnya hanya untk Raja Iran, aku telah memberikan kemerdekaan untk tiap orang dinegaraku maka aku tak bisa memaksa kamu, apa yg nanti rakyatku pikirkan ?” Jalal mencoba memberikan penjelasan ke Jodha “Negara ni bukan Iran, ni adlh India ... leluhurku dulu jg tak memaksa rakyatnya, kita mencintai rakyat kita disini dan kita tak akan pernah memaksa mereka, memang ada beberapa permasalahan tapi aku akan menyelesaikannya, kamu tak usah khawatir, tersenyumlah untukku” kembali Jalal mencoba menarik pipi Jodha agar membuat garis lengkung sebuah senyuman, Jodhapun tersenyum untk suaminya tercinta.
Jodha sedang ngobrol dikamar Rukayah tapi sejak tadi Jodha hanya diam membisu “Ratu Jodha, sebenarnya ada permasalahan apa ? Kenapa kamu diam saja seperti itu ?”, “Tidak ada apa apa, Ratu Rukayah” Jodha mencoba menutupi perasaannya “Ratu Jodha, aku ni temannya Yang Mulia dan aku jg temanmu, katakan padaku, mungkin aku bisa membantu” akhirnya Jodha menceritakan permasalahan yg sedang dihadapinya saat ni yaitu tentang pesan yg dibawa oleh utusan Raja Iran “Kenapa Raja Iran ikut campur dgn permasalahan pd keluarga kita ?” Rukayah merasa heran “Yang Mulia pasti akan mendapatkan jalan keluar tentang hal ni tapi aku khawatir sama Salim, bagaimana nanti perasaannya ? Aku ingin Yang Mulia menemukan jalan keluar yg tak menyakiti perasaan Salim dan jg rakyat kita” Jodha merasa sangat bingung “Jangan khawatir, Ratu Jodha ... Aku yakin Yang Mulia akan menemukan jalan keluar yg tepat !” Rukayah berusaha meyakinkan Jodha, tak lama kemudian Jodha pergi meninggalkan Rukayah, sepeninggal Jodha, Rukayah malah menyeringai senang “Sepertinya bakal ada permasalahan besar yg terjadi dan Jalal tak menceritakannya padaku, ni adlh sesuatu yg keliru !” ujarnya sinis. Sinopsis Jodha Akbar episode 475 by Sally Diandra
source : http://tempo.co, http://imgur.com, http://sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar